Pulau Marore, Pulau Terdepan Bukan Terluar

18.02 Unknown 0 Comments

Kenapa saya bilang bukan pulau terluar? Pulau yang berbatasan langsung dengan negara Filipina ini rasanya kurang pantas saja kalo dibilang pulau terluar, itu terkesan mereka tidak diperhatikan atau tidak jadi bagian negara ini. Karenanya sebutan pulau terdepan lebih baik untuk menggambarkan posisi mereka sebagai halaman depan negara ini. Apalagi kalo negara tetangga mau merusak keutuhan negara kita tentulah akan segan kalau lihat pulau terdepannya saja kita jaga. Pulau yang berada di Provinsi Sulawesi Utara ini masuk pulau terdepan sama seperti Pulau Miangas.

Pusat pemerintahan di Kecamatan Marore ini ada di Kabupaten Sangihe dengan Tahuna sebagai ibu kotanya. Jaraknya lumayan jauh sekitar 87 mil, kalo mau di jadiin km itung sendiri ajalah. Waktu tempuh menggunakan kapal perintis bisa sampai 5-8 jam, kenapa lama ya? Yaa itu karena kapal perintis melayani semua pulau di sekitar sini jadi ya mampir mampirlah tuh kapal, kalo bahasa angkotnya ngetem.

Nah sedangkan untuk menuju ke Pulau Sarangani di Filipina hanya membutuhkan waktu 2-4 jam, jaraknya pun hanya 40 mil. Pulau yang tidak terlalu besar ini dihuni sekitar 600 jiwa dengan 130 kepala keluarga. Warga di sini kebanyakan berprofesi sebagai nelayan dan berkebun seperti kelapa, buah pala dan cengkih. Kebayangkan gimana keadaan disini, mereka harus mempertahannya pulau ini dengan godaan produk produk di Filipina yg lebih mudah di dapat.

Namun yang saya salut kepada warga disini masih menggunakan produk Indonesia, terlebih untuk kebutuhan pokoknya. Seperti sayur masih diperoleh dari Manado dengan menaiki kapal perintis yang hanya 2 minggu sekali datangnya, pastinya harganya pun melambung tinggi. Sedangkan untuk kebutuhan seperti telur, beras, mie sudah bisa di dapat di pulau Sangihe. Soal ikan nah jangan ditanya disini banyak ikannya gede murah pula. Dan sering di olah menjadi ikan asin.

Mungkin karna keseringan makan ikan asin itu jadi penyakit yang sering muncul darah tinggi (hypertensi) kebanyakan makan garam si. Disini juga banyak yang sakit katarak, yang disebabkan pantulan sinar matahari langsung yang memantul mengenai mata, untuk lebih jelasnya lagi si coba tanya dokter mata aja kenapa bisa kaya gitu.

Di sini ada satu Puskesmas untuk melayani tiga desa yaitu Marore, Kawio dan Matutuang. Terdapat satu dokter umum yang bernama dr. Fransisca atau panggilan akrabnya Nodok (Nona dokter) karena belom menikah jadi dipanggil Nona, ayoo siapa yang mau jadi suaminya Nodok.

Yang pasti pulau ini indah dengan ombak besar dari Samudra Pasifik, dan air birunya itu loh belom saya temukan di tempat lain. Ini hasil yang saya dapat ketika di Pulau Marore.
Pantai di dekat dermaga Pulau Marore
Pemandangan dari mercusuar, jika cerah dari sini bisa terlihat Pulau Sarangani di Filipina
Karena dermaganya tidak memungkinkan untuk kapal besar sandar, jadi menggunakan LCU
Banyak benda benda berserakan itu bukan sampah, tapi karang dan bebatuan yang terbawa ombak



0 komentar: