Keindahan Pulau Banggai Laut di Sore Hari

11.47 Unknown 3 Comments

Sore itu (23/09/2015) adalah hari terakhir kami mengeksplor keindahan Pulau Banggai Laut, tepat sehari sebelum perjalanan kami pulang menuju Surabaya. Besoknya setelah merayakan Idul Adha dan melakukan Sholat Jum'at, kami harus sudah siap di kapal. Kami hanya memiliki dua pilihan tetap dikapal tanpa mencoba menjelajah Pulau Banggai atau mencari pinjaman kendaraan dan mengelilingi pulau ini. Ketika saya melihat keluar jendela ada motor milik crew KRI dr. Soeharso terparkir di Dermaga.
Singkat cerita kami memperoleh pinjaman motor. Bermodal sikap ramah, dan tampang melas untuk bertanya pantai yang bagus dipulau ini. Mulailah perjalanan kami, selama sejam lebih kami mengendarai motor sampailah di pantai pertama namanya si Pantai Pasir Putih tapi pasirnya coklat walau begitu tetep indah kok dengan air agak hijau seperti danau.
Karena tujuan kami ke pantai yang pasir putih. Yang harusnya kita bisa main air dulu jadi harus diurungkan untuk mengejar waktu memburu pantai itu. Lambangan Pauno itu nama pantainya. Kira-kira setengah jam dari pantai pertama.
Kami lanjutkanlah perjalanan. Jam menunjukan pukul 5 sore sampai di Lambangan Pauno sekitar setengah 6 sore. Jangan sampai malam dijalan soalnya melewati hutan, bukit dan sepi pula.
Setelah banyak bertanya dijalan akhirnya sampailah. Sebelum jam setengah 6 kami sudah sampai. Benar-benar pantai yang tak banyak orang tau kesananya harus turun sedikit bukit dulu. Puaslah rasanya bisa kesini. Belom tentu bisa ketempat ini lagi.

Rhoman D. Febrianto

3 komentar:

Menikmati Ikan Khas Boalemo di Pangkalan TNI Angkatan Laut Tilamuta

01.58 Unknown 3 Comments

Posal Tilamuta
Pangkalan TNI Angkatan Laut Tilamuta (Posal) yang tersebar di seluruh daerah di Indonesia. Posal yang kami kunjungi berada di Tilamuta , Boalemo Gorontalo. Pos yang berukuran sekitar 10x50 meter ini kami gunakan untuk memasak ikan bakar, sup ikan dan masakan ikan yang lain.

Awalnya si saya dan Fauziah diajak Lettu Efendi ke Posal tapi sesampainya disana, Pak Efendi tidak mau masuk dengan alasan terlalu banyak orang. Dan dia menyuruh kami kesana, dengan rasa penasaran ya kesanalah kita dan tanya-tanya.

Kami melihat aktifitas Bapak-bapak TNI AL membeli ikan dari nelayan yang berada didepan Posal dan langsung memasak. Mungkin kita datang diwaktu yang tepat. Ada ikan baronang dan mubara yang masih segar. Dengan tangan cekatan mereka memasak berbagai menu, yang pasti serba ikan. Ohiya ada cuminya juga, besar juga cuminya. Fauziah yang hatinya tersentuh karena bapak bapak semua yang masak akhirnya ikut membatu bikin sambal.


Makanan siappppp..

Setelah semua selesai, waktunya penghancuran (bahasa yang digunakan Bapak tentara untuk makan). Saya keluar sebentar untuk mengajak makan Pak Efendi yang tadi katanya nunggu diwarung, tapi dia menghilang begitu saja. Yasudah kamu makan dulu. Mohon ijin makan..

Sehabis makan Posal dapat kunjungan dari adek-adek SMP. Lebih tepatnya bukan kunjungan si, mereka ingin melihat kapal perintis yang ada didepan Posal. Karena masih ada stok biskuit anak sekolah dibagikanlah kemereka. Biasalah anak anak kalo dibagiin pada rebutan. Setelah mereka mengajak foto Bapak-bapak TNI ada yang bilang mau minta nomer saya.

"Pak, mau minta nomer kakak yang itu", sambil menujuk saya.
Dipanggilah saya.
"Man, ada yang minta nomornya nih". Saya kasih sajalah biar mereka senang. Abis minta nomer minta selfie juga. Dasar bocah...

Setelah selesai semua kami kembali ke KRI dr. Soeharso. Kami pamit dengan Bapak-bapak disana dan bilang makasih sambelnya pedes banget. Kami pulang naik truk bersama anggota kapal yang lain. Mohon ijin pamit pak.

Ohiya 'mohon ijin' itu biasanya di gunakan junior tentara disini untuk menghormati seniornya. Jadi kalo ada junior bicara dengan seniornya segala sesuatu pasti ada kata-kata 'mohon ijin'. Sampai sekilas kami sebagai warga sipil mendengarnya 'om jin'.


Rhoman D. Febrianto

3 komentar:

Pulau Marore, Pulau Terdepan Bukan Terluar

18.02 Unknown 0 Comments

Kenapa saya bilang bukan pulau terluar? Pulau yang berbatasan langsung dengan negara Filipina ini rasanya kurang pantas saja kalo dibilang pulau terluar, itu terkesan mereka tidak diperhatikan atau tidak jadi bagian negara ini. Karenanya sebutan pulau terdepan lebih baik untuk menggambarkan posisi mereka sebagai halaman depan negara ini. Apalagi kalo negara tetangga mau merusak keutuhan negara kita tentulah akan segan kalau lihat pulau terdepannya saja kita jaga. Pulau yang berada di Provinsi Sulawesi Utara ini masuk pulau terdepan sama seperti Pulau Miangas.

Pusat pemerintahan di Kecamatan Marore ini ada di Kabupaten Sangihe dengan Tahuna sebagai ibu kotanya. Jaraknya lumayan jauh sekitar 87 mil, kalo mau di jadiin km itung sendiri ajalah. Waktu tempuh menggunakan kapal perintis bisa sampai 5-8 jam, kenapa lama ya? Yaa itu karena kapal perintis melayani semua pulau di sekitar sini jadi ya mampir mampirlah tuh kapal, kalo bahasa angkotnya ngetem.

Nah sedangkan untuk menuju ke Pulau Sarangani di Filipina hanya membutuhkan waktu 2-4 jam, jaraknya pun hanya 40 mil. Pulau yang tidak terlalu besar ini dihuni sekitar 600 jiwa dengan 130 kepala keluarga. Warga di sini kebanyakan berprofesi sebagai nelayan dan berkebun seperti kelapa, buah pala dan cengkih. Kebayangkan gimana keadaan disini, mereka harus mempertahannya pulau ini dengan godaan produk produk di Filipina yg lebih mudah di dapat.

Namun yang saya salut kepada warga disini masih menggunakan produk Indonesia, terlebih untuk kebutuhan pokoknya. Seperti sayur masih diperoleh dari Manado dengan menaiki kapal perintis yang hanya 2 minggu sekali datangnya, pastinya harganya pun melambung tinggi. Sedangkan untuk kebutuhan seperti telur, beras, mie sudah bisa di dapat di pulau Sangihe. Soal ikan nah jangan ditanya disini banyak ikannya gede murah pula. Dan sering di olah menjadi ikan asin.

Mungkin karna keseringan makan ikan asin itu jadi penyakit yang sering muncul darah tinggi (hypertensi) kebanyakan makan garam si. Disini juga banyak yang sakit katarak, yang disebabkan pantulan sinar matahari langsung yang memantul mengenai mata, untuk lebih jelasnya lagi si coba tanya dokter mata aja kenapa bisa kaya gitu.

Di sini ada satu Puskesmas untuk melayani tiga desa yaitu Marore, Kawio dan Matutuang. Terdapat satu dokter umum yang bernama dr. Fransisca atau panggilan akrabnya Nodok (Nona dokter) karena belom menikah jadi dipanggil Nona, ayoo siapa yang mau jadi suaminya Nodok.

Yang pasti pulau ini indah dengan ombak besar dari Samudra Pasifik, dan air birunya itu loh belom saya temukan di tempat lain. Ini hasil yang saya dapat ketika di Pulau Marore.
Pantai di dekat dermaga Pulau Marore
Pemandangan dari mercusuar, jika cerah dari sini bisa terlihat Pulau Sarangani di Filipina
Karena dermaganya tidak memungkinkan untuk kapal besar sandar, jadi menggunakan LCU
Banyak benda benda berserakan itu bukan sampah, tapi karang dan bebatuan yang terbawa ombak



0 komentar:

Kota Nibangun, Dusun Kecil di Pinggir Pantai

17.59 Unknown 0 Comments

Berada di Desa Ginunggung  Kecamatan Galang Kabupaten Toli-toli. Dusun ini tepat berada di pinggir pantai.Dibangun dari bantuan Kementerian Sosial pada tahun 2013. Yang dibangun secara gotong royong oleh warga setempat.  Dihuni sekitar 147 jiwa dengan 31 kepala keluarga yang tercatat di pemerintah, karena bahan bangunan yang diberikan masih tersisa jadi dibuatlah 6 rumah lagi. Totalnya menjadi 37 kepala keluarga.
Ini kondisi Dusun Kotani Bangun
Penduduk yang tinggal di dusun ini berasal dari warga korban bencana alam angin puyuh di Desa Ginunggung yang berada di pegununggan dan warga dari bantaran sungai yang rawan banjir. Dari berbagai suku, seperti jawa, bugis dan buwol (suku asli Toil-toli), akhirnya mereka semua di kumpulkan di dusun ini.
Maaf ya dek, kakak belom bisa bantu dusun kalian
Saya berkesempatan bertanya-tanya dengan Kepala Desa Ginunggung yang bernama H. Anwar Irawan. Yang sudah menjabat dua periode menjadi Kepala Desa Ginunggung. Mungkin karena disini minat menjadi Kepala Desan kurang bahkan sering tanpa saingan. Kalo di Pulau Jawa si pada rebutan. Menurut beliau dinamakan Kota Nibangun berarti kota yang keras terbangun. Jadi harapan beliau kekerasan kepala warganya itu diajak untuk membangun dusun.
Prasasti pembuatan masjid
Peresmian masjid yang direnovasi
Dengan adanya bantuan dari  TNI AL untuk revovasi Masjid Al-Hijrah dan pembuatan sumur air tawar sangat membantu warga disini. Mereka yang masih mengandalkan air bersih dari truk bantuan dari Dinas Sosial membawa 5000 liter air per hari. Untuk dana operasional truk maka warga yang ingin menggunakan air bersih diwajibkan membayar 1000 rupiah per liter. Sedangkan sumur yang baru dibangun dipergunakan untuk cadangan air tawar, waktu saya coba si airnya masih terasa asin. Untuk listrik masih mengandalkan dari genset milik pribadi, yang dana operasionalnya diperoleh dari iuran warga.

Ketika air pasang beberapa rumah yang dekat dengan pantai tergenang air, jadi kalau malam mau keluar rumah harus basah-basahan. Tingginya hampir satu meter lebih. Saat ini sedang dilakukan pembibitan pohon bakau untuk mencegah air pasang dan abrasi pantai. Bapak-bapak dari TNI AL juga ikut membantu pembangunan beton untuk penghalang air laut. Saya turun prihatin melihan kondisi disini yang serba kekurangan. Mereka masih membutuhkan banyak bantuan. Tapi apa daya saya belum bisa memberi apa-apa untuk mereka.
Rumah berwarna biru tersusun rapi

Padahal menurut H. Anwar Irawan dusun ini akan di jadikan objek wisata, yang terdapat beberapa Cottage yang langsung menghadap laut dan taman pohon bakau. Rumah yang tersusun rapi dengan cat berwarna biru menurut beliau karena menurut filosofi biru itu adalah warna kehidupan. Semoga warna itu membuat warga disini bisa hidup lebih baik lagi.

0 komentar:

KRI dr. Soeharso, Kapal Rumah Sakit Satu Satunya RI

06.34 Unknown 0 Comments

KRI dr. Soeharso bermarkas dibawah Komando Armada RI kawasan Timur di Surabaya. Daerah pengoprasian kapal ini lebih ke wilayah timur Indonesia namun tidak menutup kemungkinan untuk beroperasi ke wilayah barat sesuai perintah menteri. Sebelumnya ada kapal juga untuk mengobati pasien namun tidak khusus untuk rumah sakit. Sebenarnya ini awalnya kapal perang tapi sejak jadi kapal Rumah Sakit hanya dibekali senjata ringan saja, awalnya ada meriam besar dibagian depan kapal tapi sekarang sudah dilepas.

Senjata ringan di bagian anjungan.
Menurut Bintara Utama Serda Bah Ponijan, KRI dr. Soeharso merupakan kapal buatan Korea Selatan dan di resmikan sebagai KRI pada tanggal 1 September 2003 di Busan, Korea Selatan. Sebelum menjadi KRI dr. Soeharso bernama KRI Tanjung Dal Pele, Dal Pele sendiri adalah nama tanjung di daerah Papua. Untuk panjang kapal 122 meter , lebarnya 22 meter, sedangkan tingginya 25,5 meter.
Wawancara Kolonel Laut (K) dr. Agus Guntoro Sp. BS dan Kolonel Laut (P) Soetarmono,M,Si (HA)

“Personel kapal KRI dr. Soeharso sendiri hanya 115 orang dan satuan tugas hanya membantu dalam misi Surya Bhaskara Jaya ini. Ada empat bagian tugas dalam  KRI dr. Soeharso yaitu anjungan & navigasi, mesin, logistik dan perawatan kapal ”. Lanjut Serda Bah Ponijan 


Menurut penjelasan dari Wadan Satgas SBJ Kolonel Laut (K) dr. Agus Guntoro Sp. BS, fasilitas kesehatan yang berada di kapal perang rumah sakit KRI dr. Soeharso seperti fasilitas ICU, tujuh kamar operasi, ruang obat (Apotek), IGD, poli umum, poli mata, poli gigi serta unit kesehatan lainnya yang berada di deck C. Untuk melayani pengobatan umum dan segala macam operasi minor maupun mayor. Untuk operasi minor sendiri dapat dilakukan di darat yang tidak membutuhkan bius total dan perawatan lebih, namun untuk operasi mayor harus dilakukan dalam kapal karena fasilitan dikapal lebih lengkap dan bisa langsung dirawat jika kondisi tidak memungkinkan.

Menurut Komandan kapal KRI dr. Soeharso Letkol Laut (P) Ashari Alamsyah, untuk kebutuhan air minum dalam KRI dr. Soeharso didapat dari isi ulang ketika di darat dan menggunakan air laut, sistem penggunaan pun dibagi dua dalam proses , penyulingan dan penyaringan. Per hari membutuhkan 20 ton air tawar. Sedangkan untuk bahan bakar yang di butuhkan kapal ini, untuk menghidupkan segalan mesin seperti motor penggerak mesin, motor pembatu seperti genset, pompa air dan listrik. Membutuhkan 34 ton solar per hari. Coba bayangkan saja berapa jumlah biaya yang di keluarkan untuk menjalankan satu buah kapal sebesar ini.




0 komentar:

Perjalanan Menggunakan Kapal Membosankan? Belom Tentu

04.12 Unknown 0 Comments

Dari Jakarta menuju Toli- toil membutuhkan waktu sekitar empat hari 12 jam, sebelum saya naik kapal mungkin buat saya itu akan membosankan. Namun dengan luasnya kapal dr. Soeharso ini dan banyak fasilitas yang tersedia,  ya berusaha sajalah mengexplore sudut kapal ini agar tidak bosan. Yang saya tidak habis pikir ternyata di kapal ada alat fitness dan alat musik. Fasilitas yang jarang ditemukan di sebuah kapal.

Jogging soreee...

Terdapat pula Helipad yang biasanya kalau pagi atau sore digunakan untuk jogging atau sekedar duduk santai sambil mengobrol para personel TNI Angkatan Laut. Paling sering si tempat ini di gunakan untuk mencari sinyal dan menelpon keluarga di rumah. Sangat sulit mendapat sinyal ketika berada di tengah laut, karena jarak sinyal yang dapat diterima di handphone hanya sekitar 15 mil. Jadi kalau sudah mulai dekat pulau buru-buru dah keluar ruangan agar dapat sinyal. 
Layar tancep di Hanggar Heli
Terdapat pula hanggar heli yang merupakan tempat muntifungsi bisa digunakan untuk sholat lima waktu berjamaah dan sholat jum’at. Diwaktu tertentu sering diadakan pertandingan bulu tangkis bahkan ada nonton bareng juga tidak kalah dengan di darat. Bahkan konser juga dengan alat musik lengkap.

Ada pula bagian haluan kapal (bagian depan) tapi awas ketikan ombak sedang tinggi terciprat air laut. Bahkan seluruh haluan kapal itu bisa basah semua. Di haluan bisa juga loh foto yang kaya di film Titanic tapi saya foto sama siapaJ

Sunset dari anjungan kapal. Sebenernya ada lumba-lumbanya tapi tersamar sama ombak
Bagian yang paling saya suka adalah anjungan (bagian atas kapal) yang terletak di deck F. Terdapat pula ruang navigasi kapal, bagian terpenting dari kapal. Jadi tidak sembarang orang bisa masuk. Di anjungan saya bisa melihat seluruh pemandangan yang ada disekitar kapal. Bisa liat lumba-lumba juga loh, tapi kalo beruntung. Alhamdulillah saya sempat beruntung bisa melihat, walaupun cuma siripnya aja. Paling sering saya berburu sunset, disini berbeda dengan sunset di darah, setelah matahari benar-benar terbenam itu masih ada bias cahayanya dan itu keren. Pengen si nyobain berburu sunrises cuma sering kesiangan.
Jemur jemur biar cepat keriiing.
Di anjungan pula biasanya saya menjemur sepatu, karena binggung mau jemur dimana. Kalau jemur di helipad banyak orang, yaudah di anjungan aja. Tapi pernah waktu saya jemur sepatu ketika angin kencang. Saat saya mau ambil sepatunya, ternyata sudah berpindah lumayan jauh dari tempat saja jemur, untung saja tidak tercebur kelaut. Bisa-bisa saya tidak bisa apel karena apel kan wajib pakai sepatu. J

Seru kan perjalanan menggunakan kapal, walaupun memang membutuhkan waktu yang lama. Tapi akan terbayarlah keindahan pemandangan dari laut.



Rhoman D. Febrianto

0 komentar:

Upacara Pemberangkatan Surya Bhaskara Jaya 2015

09.00 Unknown 0 Comments

Perjalanan kali ini saya akan menuju pulau-pulau terdepan Republik Indonesia bersama TNI Angkatan Laut dan saya salah satu perwakilan dari liputan6.com beserta tiga teman saya yaitu Rysalti , Fauziah dan Bang Wawan driver Ambulan Pundi Amal STCV . Saya berada di Dermaga Tanjung Priok sejak 27 Agustus 2015 satu malam sebelum berangkatan.



Saya, Bang Wawan, Rysalti dan Fauziah di Dermaga JICT II, Tg. Priok

Dalam kegiatan ini TNI AL mengerakan berbagai satuan tugas dengan mengerahkan puluhan kapal perangnya untuk melaksanakan berbagai kegiatan ini yang meliputi kegiatan Satgas Surya Bhaskara Jaya ke-64 menggunakan KRI dr. Soeharso, Kapal Pemuda Nusantara/Lintas Nusantara Remaja dan Pemuda Bahari ke-V menggunakan KRI Bintuni, Pelayaran Lingkar Nusantara ke-V menggunakan KRI Makassar, Satgas Expedisi Bhasti Kesra V menggunakan KRI Banda Aceh. Walaupun kita berbeda tujuan dan tugas pada 19 September 2015 nanti akan berkumpul di satu tempat. Yaitu Parigi Montong di Sulawesi Tengah.


Upacara pemberangkatan dilakukan pada 28 Agustus 2015 jam 9 pagi di Dermaga JICT  Tg. Priok. Yang dilepas secara resmi oleh Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan  (PMK) Ibu Puan Maharani, yang dihadiri oleh beberapa menteri Kabinet Kerja salah satunya Menteri Olahraga dan Pemuda, Panglima TNI beserta jajarannya,
Puan Maharani sebagai Inspektur Upacara

Puan Maharani sedang inpeksi kesiapan Satgas Sail Tomini 2015

Setelah upacara selesai semua personel mengikuti tradisi joget Maumere, saya baru pertama lihat tarian ini, semua yang berada di lapangan upacara bejoget mengikuti irama, pokoknya ramai deh semua ikut berjoget.

Semua ikut berjoget di depan KRI dr. Soeharso


Bapak-bapak dari Satgas Bhaskara Surya Jaya tak malu malu ikut berjoget, Pokoknya semua orang disini menikmatinya
                                                                                                                                      
Keberangkatan kapal dilakukan setelah melakukan ibadah sholat jum’at sekitar jam 3 sore kapal diberangkatkan satu persatu menunggu antrian. Dimulailah perjalanan  pertama saya berlayar menggunakan kapal dr. Soeharso menuju Toli-toli total waktu yang di tempuh 4 hari 12 jam. Waktu yang panjang untuk menikmati dan mengexplore kapal Rumah Sakit ini.



Rhoman D. Febrianto

0 komentar:

Satu Malam Menikmati Jogja

03.32 Unknown 0 Comments

Siapa yang tidak kenal Jogjakarta, kota budaya yang menarik banyak orang untuk kesini lokal maupun mancanegara semua ada di Jogja. Libur lebaran kali ini kami memiliki waktu sehari untuk menikmati Jogja. Saya dan Dini dari Jember sedangkan Rizka dari Wonosari , Tole memang rumahnya di Jogja, hehehe.

Saya dan Dini yang habis liburan dari Banyuwangi dan Jember menuju Jogja dari Stasiun Jember menggunakan KA Logawa. Sekedar informasi KA Logawa melayani rute Jember - Purwokerto. Karena kami masih ada waktu sehari untuk menunggu kereta ke Jakarta sebenernya ada 2 pilihan kami menunggu Purwokerto atau Jogja. Kalau di Purwokerto kami tidak ada siapa-siapa, kebetulan saya punya teman di Jogja pulangnya pun nanti akan satu kereta sama saya, yasudah lumayan ada tumpangan.

 25 Juli 2015

Kami berangkat dari Jember jam 05.00 pagi, keretanya tepat waktu padahal penumpangnya sepi dari disini. Singkat cerita kami sampai Stasiun Lempuyangan sekitar jam 14.45 siang dan itu sudah di jemput si Tole. Kami keluar stasiun melihat Tole dengan santainya ngopi diwarung tapi dia sendiri. Padahal kami berdua dengan bawaan 2 kulkas.

Seperti ini bawaannya

Bayangkanlah akhirnya kita goncengan bertiga, saya di jalan ketawa-tawa aja. Tole yang badannya kurus menahan kita berdua dengan bawaan keril. Satu keril di taro di depan satu lagi dipakai Dini dibelakang dan saya ditengah, hahaha. Penderitaan itu berlangsung dari Stasiun Lempuyangan sampai Sekretariat Sanggar Universitas Negri Yogjakarta, ibu dan bapaknya tole akan jemput disitu sekalian kita nunggu Rizka dari Wonosari yang di jemput Adif.

Sekitar 15 menit menunggu akhirnya si Adif sama Rizka datang dengan muka kucel, mungkin abis diajak Adif balapan, hehehe. Tak lama Ibu Bapaknya Tole dateng memberikan satu motor. Saya dan Dini Boncengan , Tole sama Rizka , Adif tinggal di Sekre karena masih ada urusan masalah KKN katanya. Kita pun menuju rumah Tole yang katanya 30 menit dari kampus. Perjalanan kerumah Tole melewati banyak persawahan, saya kalo udah lewatin jalan desa kaya gitu udah seneng dah, wkwkw. Rumah Tole berada di Kecamatan Cangkringan Sleman kalau Gunung Merapi meletus Tole pasti mengungsi.

Sampailah dirumah Tole yang masih desa, udara dingin jauh dari jalan sepi deh pokoknya.










Rhoman D. Febrianto

  

0 komentar:

Siapa Yang Tidak Terbuai Indahnya Gunung Prau

20.58 Unknown 0 Comments

Dataran tinggi Dieng di Wonosobo tidak hanya populer akan komplek Candi Arjuna, namun juga Gunung Prau. Selain mempesona, Gunung Prau juga cocok untuk pendaki pemula. Sekali berkunjung, Kalian akan dibuat terbuai atas keindahannya.

Gunung Prau Berada di kawasan Dieng Plateu, Wonosobo. Gunung ini adalah salah satu gunung yang cocok bagi pemula. Melalui pos pendakian Patak Banteng, menempuh waktu sekitar 3 jam untuk sampai di puncak dengan jalur yang terjal. Ada pula jalur dari kawasan Dieng yang menempuh waktu lebih lama hingga 5 jam.
Berfoto dengan latar belakang Gunung Sindoro

Jalur yang kami lalui adalah perkebunan warga yang kebanyakan menanam kentang dan kembang kol. Satu lagi tanaman khas dari dataran tinggi dieng adalah buah carica, sejenis pepaya namun berukuran lebih kecil. Soal rasa jika dimakan langsung agak asam dan bergetah, jadi tidak dianjurkan untuk memakan langsung. Disini banyak kok yang menjual manisan carica berbagai macam ukuran dan harga. Tinggal disesuaikan kebutuhan dan budget saja.

Terlihat Telaga Warna Dieng

Setelah melewati tanjakan yang cukup terjal dan licin. Kalian akan sampai didataran yang landai dengan pemandangan Dieng Plateu. Biasanya kami berlama - lama menikmati keindahan ini.

Puncak Gunung Prau

Puncak Gunung Prau adalah dataran yang sangat luas dengan pemandangan Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Jika kalian beruntung dari sini kalian bisa melihat Golden Sunrises. Namun karna kami pergi pada musim hujan yang kami dapat hanya hujan dan lumpur.

Bukit Teletubbies

Disini terdapat beberapa deretan bukit yang menyerupai di serial tv anak - anak Teletubbies, jadilah bukit ini dinamakan Bukit Teletubbies. Mungkin bisa ada teletubbies sungguhan :)

Tugu Triangulasi

Puncak tertinggi Gunung Prau ditandai dengan Tugu Triangulasi ini. Namun sayang banyak coretan - coretan dari tangan jail.

Masih di Kawasan Camp Area Puncak Gunung Prau.

Terlihat Telaga Warna

Pemandangan Dieng

Saat perjalanan turun anda harus hati-hati apalagi ketika hujan, tanah yang mudah longsor serta licin.
Dengan pemandangan seperti itu pasti rasa lelah terbayar sudah. 

Perjalanan Turun
Beristirahat sekaligus menikmati ciptaan - Nya

Sepanjang Jalan Kami Melewati Perkebunan Warga

0 komentar:

Kenalan Nyooook

06.48 Unknown 0 Comments

Nama Voyagers Journey kami ambil dari bahasa inggris. Voyagers yang berarti orang yg mengadakan perjalanan. Journey adalah Perjalanan.
Sebenernya kami membuat nama ini hanya untuk nama sebuah website sebagai wadah cerita perjalanan kita, namun karna kami punya kumpulan teman yang suka melakukan perjalanan bersama sekalian saja kita bikin grup.

Berikut ini anggota kami :

1. Adif Setiyoko
    Mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negri Yogyakarta.
 
    @adifsetiyoko
 

2. Ardini Ayumiska
   Mahasiswi Jurusan Management Infomatika Sekolah Tinggi Managemen Informatika Jakarta Sti&k
    @ayumiska 
    



3. Ary Fadillah
   Mahasiswa Jurusan Sistem Infomatika Sekolah Tinggi Managemen Informatika Jakarta Sti&k
  @fadhilahary 


4. Dimas Purnomo
   Pegawai Swasta di salah satu perusahan di bilangan Jakarta Selatan
   @dimas_pur

 
 
 

5. Dwi Sartika
    Mahasiswi Jurusan Ekonomi di Universitas Pamulang

   @dwi_sartikaaa

   



6. Fuad Faturrahman
     Mahasiswa Jurusan Sistem Infomatika Sekolah Tinggi Managemen Informatika Jakarta Sti&k

7. Jauh Hari Wawan Setiawan
    Mahasiswa Jurusan Bahasa Indonesia Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negri Yogyakarta.
    @thol_e


8. Radiansyah Ramadhan
    Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika Universitas Satya Negara.
    @dadan_calderon


9. Rizka Marhani
    Mahasiswi Jurusan Management Infomatika Sekolah Tinggi Managemen Informatika JakartaSti&k
    @rizkamarhani




10. Rhoman Dwi Febrianto
      Mahasiswa Jurusan Sistem Infomatika Sekolah Tinggi Managemen Informatika Jakarta Sti&k
     @rhomandeef
 


11. Yessy Refita
     Mahasiswi Jurusan Farmasi di Uhamka
    @yessyrefita



0 komentar: